spiritual

Wafat, Ajal, Maut, Ruju’

Jum’at Berkah

اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ

(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn” (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali). (al Baqarah: 156)

Wafat adalah orang yang meninggal dunia (biasanya untuk raja, atau orang-orang besar ternama). Tercerabutnya ruh dari jasad, mati dan mengangkat (peristiwa Nabi Isa As).

Ajal, berarti waktu kematian manusia, atau batas yang telah ditentukan Tuhan. Ahli tafsir berpendapat bahwa ajal ada dua macam. Ajal Musamma (kematian yang pasti) dan Ajal Mu’allaq (ajal tidak pasti).

Maut atau al Maut artinya kematian, yang mengandung makna berpisahnya ruh dari jasad manusia. Ibnu Katsir menafsirkan kata maut kedalam beberapa arti antara lain: mati, tanah yang kering, hilangnya kekuatan, hilangnya daya akal, dan takut pengingat kematian.

Ruju’ (Raji’) mengandung makna kembali atau pulang.

Ayat di atas sesungguhnya merupakan kalimat tempat pertolongan bagi orang-orang yang terkena musibah dan perlindungan bagi orang-orang yang mendapat cobaan. Karena didalamnya terkumpul makna pengakuan penghambaan kepada Allah dan pengakuan kepada hari kebangkitan dan dunia bukanlah akhir dari segalanya.

Demikian pula bagi orang-orang yang bersabar. Ketika mereka diberi musibah yang akan membuat menderita, mereka akan berkata: “Sesungguhnya Kami milik Allah, dan hanya kepadaNyalah Kami akan kembali.

Arti Raji’un sebenarnya mengandung makna Allah akan melakukan apa saja sesuai dengan kehendak-Nya. Namun Allah Maha Bijaksana. Segala keputusan-Nya pasti baik dan benar. Semua ketetapan-Nya tentu ada hikmahnya, dibalik ujian ataupun musibah itu. Karena Allah adalah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Namun yang utama tetaplah akan kembali.

Orang yang menghayati kembali kepada Allah berarti mendapat banyak keberkahan. Keberkahan itu sempurna, seperti limpahan pengampunan, pujian, akan mendapat pengganti yang lebih baik. Semua keberkahan itu bersumber dari Tuhan yang memelihara dan mendidik makhluk-Nya.