rupa-rupa

Telomoyo

Pertama kali saya mendengar kata Telomoyo, terjadi sekitar masih duduk di Sekolah Dasar (SD). Lagu keroncong yang sering diputar oleh Bapak lewat cassette. Mus Mulyadi yang sangat tenar saat itu, mendendangkan lagu Telomoyo dengan apik. Vocalis dari grup band Favourite pimpinan A. Riyanto, dikenal serba bisa.

Saya sendiri belum paham benar arti Telomoyo. Bayangan saat itu sejenis makanan ketela, tapi sangat lezat. Lebih enak dari ketela biasa. Ketela yang biasa kami konsumsi setiap hari, adalah ketela sawah yang menanamnya merupakan tanah sisa. Artinya bukan tanah untuk menanam padi.

Ketela yang direbus atau digoreng tetap saja rasanya sama, manis. Kami menyebut rasanya pulen. Dari dulu hingga sekarang. Bahkan ketela yang masih mentah juga sangat akrab dengan lidah kami waktu SD.

Kami serentak menamakan “nyiwil”. Berburu ketela yang luput dari panen. Biasanya petani, kalau sedang panen ketela, tidak semua buahnya tercerabut dari tanah. Beberapa tertinggal didalamnya. Itulah ketela yang benar-benar masak di tanah. Sangat manis meski tanpa di rebus, digoreng ataupun dibakar.

Bayangan yang melesat saat itu, lagu Telomoyo adalah sejenis ketela. Namun kalau diperhatikan liriknya, sama sekali tak menyinggung tentang ketela. Perhatikan beberapa petikannya.

Hasrat hatiku ingin berlagu
Membawa telomoyo nama lagunya

….

….

Keroncong telomoyo tetap kan bergema
Hati yang sedih tuan kembali gembira

Sekilas lagu itu bercerita tentang orang yang sedang menghibur diri. Memang kalau dilihat maknanya, Telomoyo bermakna orang yang senang bersibuk-sibuk. Bahkan, kadang terlalu sibuk hingga tidak mampu berkomunikasi dengan orang lain. Ia lebih suka fokus pada karier, dan menganggap pekerjaan gagal bila tidak beres. Mentalnya membaja, selalu mencari yang terbaik. Sebagai keseimbangan perlu hiburan. Mendengarkan lagu.

Benarkah masyarakat di sekitar gunung Telomoyo demikian? Boleh jadi.

Telomoyo adalah nama sebuah gunung yang ada di sela-sela di Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang. Tepatnya, berada di tengah-tengah Gunung: Merbabu, Andong, Sumbing dan Ungaran. Sehingga menurut saya, tidak ada korelasi antara lagu dan tempat destinasi wisata saat ini.

Telomoyo, sungguh tempat yang ideal untuk anjungan wisata. Tempatnya tinggi, sekitar 1.894 m dpl. Udaranya cukup menggigit di kulit, bila badan tak dilapisi dengan pakian yang cukup tebal. Bila beruntung udaranya cerah tanpa kabut, kita berdiri seperti diatas awan. Di setiap penjuru terlihat tonggak yang kokoh, gunung-gunung seperti penjaga keamanan Telomoyo.

Telomoyo, 21 Mei 2023