pendidikan

Menahu Filsafat

Kata orang, filsafat itu tidak ada gunanya, karena membicarakan sesuatu yang tidak nyata. Hanya melangit, tidak menyentuh bumi. Sebagian orang lagi berpendapat bahwa belajar filsafat akan merontokkan akidah atau keyakinan, bahkan akan memudarkan akhlak atau perilaku. Namun, mengapa filsafat tidak punah? Bahkan mengalami kemajuan yang signifikan.

Di Perguruan yang membuka jalur filsafat juga tidak pernah kekurangan mahasiswa. Filsafat masih menjadi pilihan bagi bagi calon mahasiswa. Gelaran seminar, workshop yang membedah tentang filsafat juga tak pernah sepi. Bila begitu, maka filsafat adalah ilmu pengetahuan yang cukup menarik.

Agar filsafat menjadi bagian dari seri kehidupan kita, tidak ada salahnya bila kita sedikit mengulik bagaimana bersahabat dengan filsafat, atau yang lebih dalam lagi, bagaimana kita dapat belajar filsafat. Berikut tips yang dibagikan oleh DR. Fahruddin Faiz.

Pertama, mulailah dari keadaan “tidak tahu”. Belajar filsafat sebenarnya sama dengan belajar ilmu lainnya. Semuanya berawal dari kondisi tidak tahu. Kesadaran tidak tahu ini memicu semangat untuk berusaha mencari “tahu”. Mulanya orang pasti akan bertanya-tanya, karena dalam keadaan tidak tahu. Ketidaktahuan menjadi permulaan yang sangat berguna bagi manusia agar kehidupan tidak berhenti atau stagnan.

Kedua, baca dan telaah secara runtut dan sabar. Belajar apapun, kita memerlukan ketekunan dan kesabaran. Seorang bayi yang tumbuh dari merangkak sampai berdiri, dan berjalan butuh waktu, keuletan dan kesabaran. Bila ingin perkembangan anak cepat untuk mencapai tujuan, maka harus dibantu oleh orang. Demikian pula, mengais ilmu akan lebih cepat bila ada tentor atau guru yang menunjukkan jalan. Membaca buku filsafat membutuhkan kesabaran yang ekstra dari awal hingga akhir.

Ketiga, cari waktu dan situasi yang terbaik. Ada ungkapan yang cukup menggelitik: Ambillah segelas kopi, sedikit camilan, dan buku filsafat. Ini memberikan gambaran bahwa mempelajari ilmu filsafat harus dengan startegi. Curilah waktu yang tepat, meskipun ini tidak mudah, yaitu saat motivasi sedang menggebu-gebu. Kapan itu? Pembaca yang tahu persis. Karena pembelajar sedang berhadapan dengan materi yang menantang dalam kehidupan yang tidak akan kecekel” bila hanya sambil lalu.

Keempat, tekunilah isu filasafat yang paling menarik. Cara ini dapat dengan mengenal tokoh, tulisan, buku, jurnal, yang paling memikat hati. Mulailah terbang di dunia filsafat. Ketertarikan biasanya berawal dari pandangan mata, lalu turun ke hati yang membakar semangat. Mungkin, sejenak melupakan apa itu ontology, epistemology, etika, logika dan seterusnya. Mulailah dari istilah-istilah filsafat, kemudian dicatat.

Kelima, jangan segan membuka kamus filsafat. Dari catatan-catatan kecil itu, cobalah diselaraskan dengan kamus filsafat. Salah satu yang menarik adalah bahwa para filosof sering memberikan definisi yang berbeda untuk kata yang sama, meskipun bermakna sama. Untuk dapat memahami istilah dalam filsafat ini tak perlu galau. Filsafat atau glosarium akan sangat membantu memahami Samudra filsafat.