enzimini

Kartelisasi Politik

Istilah kartel biasanya dipakai dalam sebuah organisasi bisnis, yaitu perjanjian antara sekelompok produsen barang atau jasa untuk mengendalikan pasokan atau mengatur memanipulasi harga. Perkumpulan atau organisasi ini dapat juga berupa negara.

Dalam dunia usaha atau perdagangan, persaingan adalah hal yang biasa. Bisnis tanpa kompetisi, tidak ada pasar yang sempurna. Artinya bila ada rivalitas, barang atau jasa lebih variatif. Konsumen dapat memilih barang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kantong.

Sayangnya ada oknum yang nakal. Mereka dapat mengakali persaingan tersebut. Apa yang ingin mereka dapatkan? Tentu saja keuntungan yang gede. Bila perlu menciptakan sistem monopoli.

Praktek dalam alam bisnis beranak pinak. Virus ini menyebar merambah melalui saraf-saraf kehidupan, termasuk politik. Kartelisasi politik lebih ganas. Mereka dapat memainkan melalui tangan agama, budaya, hukum, bahkan konstitusi.

Kartelisasi politik merupakan suatu fenomena di mana kelompok-kelompok politik (biasanya parta politik), membentuk persekutuan untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan ini seringkali terkait dengan kepentingan kelompok tersebut, yang mungkin bertentangan dengan kepentingan publik. Mereka menggunakan kekuasaan untuk memotong yang sekiranya menghalangi tanpa mempedulikan etika.

Ciri-ciri kartelisasi politik antara lain: kartel cenderung membentuk koalisi yang sangat stabil, bahkan mungkin jika ideologi berbeda. Kepentingan kelompok menjadi prioritas utama, dan sering mengalahkan kepentingan masyarakat. Pembagian kekuasaan diantara kelompok kartel. Kecenderungan mengurangi atau bahkan menafikan persaingan politik. Dan, keputusan yang mereka ambil dilakukan secara kolektif, bukan berdasarkan kepentingan individu ataupun partai.

Sebab-sebab terjadinya kartelisasi politik antara lain: Sistem politik yang lemah, atau tidak stabil, sehingga sangat mudah terbentuknya kartel. Kondisi ekonomi yang sulit, mendorong partai politik untuk kerja sama demi kepentingan mereka. Ambisi para elit partai yang tidak dapat dibendung karena sifat egois yang telah berkarat.